Wednesday, November 19, 2014

1st Trip with Cousins - Final Story

Karena beberapa alasan aku baru sempat melanjutkan isi blog lagi sekarang, nih. Hehehe.

Okay, lanjut ke kamera yang ketinggalan di Museum Angkut, ya. Aku, Dea, dan Fanis memutuskan untuk meminjam sepeda motor ke pemilik homestay. Awalnya aku dan Dea yang akan pergi ke Museum Angkut, akan tetapi karena aku tidak hafal jalan jadilah aku bersama Fanis. Berangkatlah kami menemui pemilik homestay. Wah, sayang sekali. Ternyata semua motor sedang disewa para tamu. Di tengah kegalauan kami, kami malah curcol ke ibu pemilik homestay kalau kamera kami ketinggalan di Museum Angkut. Eeh si ibu malah memanggil suaminya dan lagi-lagi kami menerima kebaikan mereka. Aku dan Fanis pun diantar oleh bapak pemilik homestay untuk mengambil kamera kami ke Museum Angkut. Baik banget kaaaaaaan! :D

Kami jadi bisa tenang deh melanjutkan perjalanan ke Batu Night Spectacular (BNS). Kami berjalan kaki menuju BNS hanya sekitar 5 menit, dekat sekali lho! Karena sudah membeli tiket sakti, untuk masuk ke BNS kami tidak perlu membeli tiket lagi. Akan tetapi, kalau mau menikmati wahana yang ada ya harus beli tiket hehehe. Di BNS, tempat pertama yang kami cari adalah foodcourt. Perut kami keroncongan karena kami belum makan malam padahal waktu menunjukkan sekitar pukul 9 malam. Baru setelah makan kami bingung ke sana ke mari, ingin mencoba wahana yang mana dulu. Pilihan pertama jatuh ke taman lampion. Areanya cukup luas sih, ada kolam di tengahnya. Lampion-lampion yang ada juga bervariasi. Setelah berfoto-foto di area taman lampion, kami antri untuk naik wahana sepeda udara. Yah, bayangkan saja. Berada di ketinggian dan tidak memakai jaket! Aku super merinding dan kedinginan. Tapi pemandangannyaaaa... SUBHANALLAH bangettt! Di sebelah kiri kita bisa melihat cahaya-cahaya yang berasal dari lampu-lampu rumah di dataran yang lebih rendah. Sayang sekali, aku tidak sempat memfoto pemandangan yang menakjubkan itu. Setelah menaiki sepeda udara, kami memilih untuk menaiki wahana yang hampir mirip dengan kora-kora (aku lupa namanya). Awalnya kami teriak-teriak.. tetapi lama-lama kok permainannya membosankan hihihi. Setelah itu kami berjalan-jalan lagi, karena sudah tidak menemukan wahan yang ingin kami naiki, kami pun branjak ke arah pintu keluar.

12 Oktober 2014

Tujuan kami di hari ke-dua hanyalah Eco Green Park. Dari homestay kami berjalan kaki lagi menuju Jatim Park 2 untuk menggunakan jasa kereta kelinci lagi, hihihi. Tetapi, sesampainya di sana ternyata belum ada kereta yang stand by. Jadilah kami berjalan kaki menuju Eco Green Park. Untung saja lokasi tidak terlalu jauh. Di dalam eco green park banyak sekali yang bisa dinikmati. Tempat ini cocok sekali untuk bermain dan belajar bagi anak-anak sekolah. Aku jadi ingin mengajak adikku ke sini deh, ehehe. Di dalamnya kita bisa menemukan beberapa karya yang terbuat dari limbah (misal: patung gajah yang terbuat dari mobil bekas), tiruan candi, insectarium yang terbuat dari pelepah bambu, walking bird, jungle adventure, rumah terbalik, dan masih banyak sekali. Sayangnya kami tidak bisa menikmati semua yang ada karena kami mengejar waktu untuk pulang ke Jogja. Kami sampai lari-larian menuju pintu keluar, hihihi.

Sebelum pulang, kami menuju ke Jatim Park 1 terlebih dahulu untuk membeli oleh-oleh. Untung saja di depan Eco Green Park sudah ada mobil antar yang stand by, jadi kami bisa menumpang untuk menuju ke Jatim Park 1 karena lokasinya cukup jauh jika ditempuh dengan jalan kaki.

Sudah tengah hari kami baru kembali ke homestay, terlambat satu jam dari waktu yang diperkirakan. Buru-buru kami packing, segera melunasi pembayaran homestay, dan check out. Kami naik ojek untuk menuju pangkalan angkot, kemudian melanjutkan ke stasiun kereta api di Malang. Hati sudah ketar-ketir sepanjang perjalanan karena takut terlambat. Tetapi alhamdulillah tidak. :)

Berakhirlah perjalanan singkat pertama kami bertiga. Thanks, Dea and Fanis!

No comments:

Post a Comment