Saturday, April 26, 2014

Actually, What's my passion?

Hmm... aku sedang entah beberapa hari ini. Tidur malam (melebihi jam 10 malam, padahal sebelumnya aku berusaha untuk tidak begadang tak berarti), tiba-tiba terbangun di dini hari, berangkat ke kantor mepet waktu (bahkan hampir terlambat!), siang hari ngantuk berat, malamnya.. ya begitu terulang lagi.

Termasuk malam ini. Aku kelaparan tapi aku benar-benar sedang tidak ingin makan (tumben!). Ingin tidur tapi bahkan aku tidak ngantuk sedikitpun. Browsing ini itu, bosan. Mau memulai membaca buku ataupun novel, hmm aku tidak sedang dalam mood untuk melakukan hal itu.

Isi blog aja kali, ya. Begitu pikirku.

Apa saja sih hal-hal yang ingin aku lakukan?

Yup! Keliling dunia selalu jadi tangkapan pertama di otakku. Tapi.. keliling dunia itu membutuhkan uang yang sangat banyak tentunya T_____T
Rasanya memang mustahil jika aku mengumpulkan uang hanya untuk keliling dunia. Memangnya hidup tidak butuh ini itu? Hihihi. Yahh.. kalau keliling dunia tidak bisa, ke beberapa negara yang menarik juga sudah cukup. Walaupun mungkin (eh.. pasti, sih!) bikin ketagihan.

Jika keliling dunia bisa dijadikan pekerjaan, aku mau sekali. Tetapi, untuk sekarang rasanya jauh dari kemungkinan. Aku sekarang bekerja di suatu tempat yang hampir tidak pernah libur. Aku betah di lingkungan ini. Jadi aku nikmati dulu saja^^.

Bekerja di perusahaan orang tentunya bukan cita-cita utamaku. Dulu, ketika masih SD aku bercita-cita menjadi seorang guru. Aku tidak tahu, jangan-jangan dalam satu kelas hanya aku yang mencita-citakan profesi mulia tersebut (ceilah!). Tapi, aku menyadari.. aku tidak cocok menjadi seorang guru karena kalau adikku minta diajari suatu pelajaran aku pasti nggak sabaran dan ngomel mulu. Hihihi :p

Aku sejak SD sangat suka pelajaran mengarang, aku juga suka membaca buku. Ketika awal masuk SMP, di pelajaran Bahasa Indonesia, aku dan teman-temanku disuruh untuk membuat puisi oleh Ibu Endang, guru kami. Kalau tidak salah ingat, tema-nya tentang alam Indonesia, deh. Aduuuuh kan udah lama jadi lupa :p. Nah ternyata, 10 puisi terbaik menurut Bu Endang akan ditempel di mading kelas. Mading kelas loh, ya bukan mading sekolah. Hihihi... walaupun begitu aku senang-senang saja tuh. Haha ^^
Ada lagi nih cerita tentang pelajaran Bahasa Indonesia, tapi ini ketika awal masuk SMA. Ketika itu Bu Retno, guru kami, memberi tahu tentang adanya lomba membuat cerpen. Ada beberapa temanku yang terlihat tertarik dan bertanya ini itu kepada Bu Retno. Di pertemuan berikutnya, Bu Retno bertanya apakah ada yang ingin mengikuti lomba cerpen seperti yang diberitahukannya kemarin. Pikirku, pasti banyak yang ikut jadi kenapa aku tidak mencobanya? Dengan mantap aku mengacungkan jariku. Ketika itu aku duduk di barisan depan. Aku celingak celinguk, ternyata hanya aku sendiri yang mengacungkan jari. Semua mata tertuju padaku. Aku malu, tapi sudah kepalang basah, berenang saja sekalian. Haha! Setelah beberapa hari aku mengumpulkan cerpen itu ke Bu Retno. Setelah kejadian itu, apabila ada lomba cerpen Bu Retno (hampir) selalu memberitahuku. Tapi aku tidak pernah menang.. Hehe :p
Di kelas 2 SMA, aku beberapa kali mengirimkan cerpen dan puisi ke majalah langganan sekolahku. Alhamdulillah, 2 kali puisiku dimuat. Tetapi, lagi-lagi tiada tempat untuk cerpen bikinanku T___T
Apa jangan-jangan lebih baik kulimpahkan saja semua kemampuanku ke puisi? Bahkan aku tidak bisa membayangkan bagaimana cara aku membaca puisiku sendiri -_______-
And, good news in 2013!!! Cerpenku dimuat di majalah kaWanku. Itu pertama kalinya aku mengirim cerpen ke majalah kaWanku. Alhamdulillah...
Aku rasa hobi menulis bisa dijadikan cita-cita, menjadi penulis. Aku bebas menuliskan apa yang ada dipiranku, apa imajinasiku, apa mimpiku, dan yang lainnya. Tapi, lihat saja... aku begitu moody. Tidak ada yang runtut, meloncat dari satu waktu ke beberapa waktu kemudian. Bagaimana aku bisa menjadi penulis jika aku tidak pernah menulis? :(

Hmm.. jadi teringat kata-kata seseorang bahwa passionku ini tidak jelas. Dan ya, aku mengakuinya. :(

Aku menginginkan da tertarik pada banyak hal. Meskipun hal-hal tersebut bukan keahlianku. Bahkan aku (sampai sekarang) belum benar-benar berniat untuk berusaha menjadi ahli.

Misalnya saja, memasak. Sebagai seorang wanita (hadeh!) tentu saja aku ingin aku jago masak. Keren sekali bisa menyediakan makan untuk orang lain, melihat orang lain menyantap masakan kita dengan lahap. Aku bisa membuat beberapa makanan, tapi aku tidak jago. Bahkan aku tidak bisa menghafal bumbu untuk masakan ini itu. Paling yang bisa aku buat hanyalah makanan simpel, itu saja hanya beberapa. Dan lagi, jago memasak, apapun itu, bisa dijadikan peluang bisnis. Nah! Masalahnya sampai sekarang aku belum ingin belajar lebih mendalam tentang masak-memasak. Biasanya the power of kepepet baru deh.... :p Hihihi.
Oh ya, dulu ketika SMA aku dan 2 orang teman dekatku memiliki mimpi. Dengan Mitha, aku memiliki mimpi memiliki usaha bakery, sedangkan dengan Ciro aku bermimpi memiliki usaha bakso. Hmm senangnya jika mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan :D

Aku ingin bisa menjahit. Lagi-lagi berurusan dengan wanita lagi, nih. Kan seru kalau bisa membuat pakaian kita sendiri, sesuai keinginan kita, bebas. And you know, peluang bisnis lagi kan, ya. Hihihi. Tapi, bagaimana aku bisa menjahit kalau aku takut dengan jarum di mesin jahit -_______- Another problem.

Aku tertarik menjadi seorang editor. Rasanya menyenangkan bisa membaca tulisan orang lain dan membenarkan apa yang salah. Ya, ini bertentangan dengan cita-cita menjadi penulis tadi. Seseorang berkata, "Pekerjaan penulis itu ya menulis, bukan mengedit." Ya aku juga tahu, kalau aku belum selesai menulis sesuatu kemudian aku cek dari awal, aku jadinya malah mengedit tulisanku, dan pikiranku jadi berubah-ubah, bisa jadi ide awal malah hilang entah ke mana. Jadinya tulisanku malah tidak selesai-selesai. Haha!

Pernah bercita-cita menjadi tour guide? Aku pernah. Mungkin karena dulunya, aku berpikir bahwa itu satu-satunya cara aku keliling dunia secara gratis. Dibayar, pula! Hihihi.

Presenter. Kata Ayahku, dulu waktu kecil aku suka teriak-teriak sendiri naik kursi berlagak kayak presenter di tv. Ya, mungkin menarik juga jadi presenter. Tapi aku maunya sih presenter wisata bukan presenter berita :p Tapi, dari muka, badan, dan kemampuan benar-benar tidak mendekati kriteria sebagai presenter. Ha!

Psikolog, fotografer, pelukis, desaigner, pengusaha. Hmm rasanya ingin sekali bisa melakukan itu semua. Tetapi kan tidak mungkin, hihihi.

Lucky you, yang sudah jelas dan kuat apa dan di mana passion-mu. Aku tertarik kepada banyak hal, tetapi kemampuanku terbatas. Passionku masih belum jelas dan kuat, aku masih belum tahu mana yang paling ingin, paling mampu, dan paling baik untuk aku lakukan. Bukan hanya untuk aku sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di sekitarku.

"Actually, What's my passion?" Pertanyaan itu seringkali muncul dalam benakku. Membuatku berpikir entah ke mana.

Tetapi, berpikir itu melelahkan.

Hoahm, sudah tengah malam. Ayo tidur. Semoga besok tidak terlambat. ^^

Monday, April 21, 2014

Thanks, girls!

21 April 2014

Jangan dikira aku mau cerita soal Hari Kartini, ya.. hehe.

Jadi hari ini aku ketemu Andhini dan Marlina setelah sekian lama tak bersua (halah!). Terakhir bertemu adalah seminggu sebelum mereka wisuda, ya sekitar akhir Februari lah. Setelah wisuda mereka pada sibuk ke Balikpapan trus lanjut ke Lampung nih jadi tak ada waktu untukku... Hahaha :D

Sekitar jam 12:50 siang si Andhini telpon aku, pertanyaan yang langsung terlontar adalah aku sedang ada di mana. OMG, padahal sebelumnya aku pernah bilang kalau Senin ini aku enggak libur, otomatis aku ada di tempat kerja, dong. Hmm.

Akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa kita bertemu di suatu tempat makan sekitar pukul 17:00, setelah jam kerjaku berakhir.

Sekitar jam 18:03 aku baru sampai di TKP karena ada kejadian yang menimpa motorku di perjalanan (ban motor bocor). Menu yang dipesan sudah datang semua, termasuk pesananku karena sebelumnya aku minta dipesankan dulu saja.

Nah, kalau udah kumpul sama Andhini dan Marlina nih, nggak ada deh yang namanya nggak ngakak. Ada aja cerita yang bisa buat bahan tertawaan. Nah di tengah waktu, taraaaa... eh ya meraka nggak bilang tara juga sih. Andini cuma bilang kalau mereka beli kado buat aku.

Yup! Benar apa yang mereka bilang, aku nggak bakal nyangka kado apa yang mereka kasih buat aku. Boneka merah yang lagi marah (setelah beberapa waktu, kita baru sadar kalau itu boneka line), palu kuning-ijo yang bunyi-nya awalnya bikin geli kemudian bikin nagih, dan cangkir kelinci. Aku akui deh, nggak aku banget.

Aku agak nggak terlalu suka dengan boneka karena kadang bulu-bulu nya itu bikin aku batuk, tapi mereka beliin yang lembut dan nggak berbulu, lumayan deh buat temen tidur, hihihi. Trus mereka beli yang emote lagi marah gara-gara-nya aku sering cemberut, hahaha! Sama Andhini aku disuruh ngaca mulu ke itu boneka. Mereka sibuk kasih nama buat boneka itu, dari Taylor-lah (gara-gara aku suka Taylor Swift -_-), trus tuyul (gara-gara celetukanku), berubah ke Jorgi gara-gara palu kuning-ijo-nya mau dinamain Thomas. Zzzz -_- haduh pokonya nggak ada nama yang cocok deh buat tuh boneka.

Untuk palu kuning-ijo, I have no idea kenapa mereka beli benda macam itu -_-. Tapi beneran bikin ngakak sejadi-jadinya. Awalnya aku pelan-pelan gitu goyang-goyangin palunya, karena suara ketika palu itu digoyangin bikin geli telinga banget. Eh tapi malah bikin nagih dan takgerak-gerakin mulu. Hihihi.

Untuk cangkirnya, ya itu hal yang paling normal daripada yang lainnya, jadi malah nggak terlalu jadi bahasan. Hehe.




Ah ya, Thanks to Hahaf too :p

Btw, thank you my girls, Andhini and Marlina

Thank you for the last (almost) three years, until now..
Thank you for the gifts..
Thank you for the crazy things that can only be done if I'm with you both..
I may not be able to pronounce words as sweet as the others do, but I'm trying to say with sincere..

Love,

Alfie Rizky Ramadhani